PENGEMBANGAN PRODUK LOKAL POTENSIAL LAHAN BASAH: “Riset Pengembangan Produk Teh Bajakah” ”

    0
    582

    PHLB-ULM, Sebangau-Kalteng/ 11-13 April 2021.  Saat ini masyarakat luas tidak asing lagi mendengar kata “bajakah”, karena tumbuhan ini beberapa waktu lalu sempat boming sebagai salah satu liana (tumbuhan yang melilit di pohon besar), yang dipercaya berkhasiat sebagai obat kanker.  Masyarakat biasanya menyebut liana di hutan ini semua sebagai bajakah, meskipun jenisnya sangat bermacam-macam, baik yang beracun maupun tidak beracun serta tumbuh pada tempat yang berbeda-beda, ada yang di lahan basah dan ada juga yang ditemukan di dataran tinggi.

    Kecamatan Kereng Bangkirai Kabupaten Pulang Pisau di Kalimantan Tengah merupakan salah tempat ditemukannya banyak bajakah. Para pengepul atau penjual tumbuhan bajakah banyak mengambil dari tempat ini.  Saat ini produk dari tumbuhan ini banyak ditemui di pasaran, seperti: simplisia batang dalam berbagai bentuk (batang utuh, cacahan dan serbuk) demikian juga simplisia daun. Ada juga yang mulai mengemas menjadi teh celup.    Meskipun demikian belum ada yang meneliti dan membandingkan kandungan kimia dari tumbuhan bajakah yang tumbuh diberbagai tempat tersebut.  Oleh karena itu pada tahun 2020 yang lalu tim Peneliti dari PHLB ULM melakukan riset tentang uji kandungan fitokimia  dari bajakah yang berasal dari berbagai habitat serta dari berbagai macam jenis, termasuk bajakah merah dan bajakah kuning yang saat ini banyak beredar di pasaran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bajakah merah mempunyai potensi yang lebih baik, karena kandungan flavonoid yang lebih tinggi dibanding yang lain.  PHLB ULM selanjutnya memproduksi bajakah ini ke dalam olahan teh celup bajakah, melalui pembinaan kepada UMKM Mahasiswa Fakultas Kehutanan ULM, dimana saat ini kelompok ini telah menjadi tenant yang dibina oleh IBT ULM (Inkubator Bisnis Teknologi Universitas Lambung Mangkurat) yang bernaung dalam unit usaha CV. Rimba Tea.

    Berbagai riset untuk terus menjaga kualitas produk ini perlu dilakukan, tidak hanya pada khasiat dan kandungan kimia namun juga uji keawetan. Hal ini sangat penting untuk dapat menetapkan masa kadaluarsa dari teh bajakah tersebut. Demikian pula untuk menciptakan varian baru, telah dibuat teh bajakah dengan aneka varian, oleh karena itu uji organoleptik, uji laboratoris dari teh yang dibuat dari berbagai komposisi bahan tersebut perlu dilakukan sehingga nantinya dapat ditentukan komposisi bahan yang paling optimal, baik dari rasa maupun kualitas. Untuk keperluan tersebut tim Peneliti PHLB ULM pada tahun 2021 ini kembali melakukan riset tentang bajakah, khususnya terhadap produk teh celup bajakah. Kegiatan ini juga dalam rangka pelaksanaan salah satu program atau target kinerja PHLB ULM khususnya dalam program  “Pengembangan Produk Lokal Potensial Lahan Basah” .

    Riset Inovasi Pengembangan Produk Teh Bajakah ini mendapatkan pendanaan dari Program Dosen Wajib Meneliti (PDWM) Tahun 2021 yang diselenggarakan oleh LPPM ULM (Lembaga Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat Universitas Lambung Mangkurat).  Saat ini pengajuan patent untuk produk teh ini telah diajukan.  Diharapkan produk ini nanti dapat bersaing di pasaran, karena ada varian baru yang berbeda dari yang dijual di pasaran saat ini, dimana produk ini telah dikembangkan melalui serangkaian riset, baik uji rasa, khasiat maupun masa kadaluarsa.  Riset ini diharapkan  dapat mendukung pengembangan tenant IBT ULM, dimana tenant-tenant yang berasal dari mahasiswa maupun lulusan ULM dapat berkembang dan menghasilkan produk berbasis riset yang mampu bersaing di pasaran, karena produk dikembangkan berbasis riset.  Riset inovasi produk teh bajakah ini juga ke depan diharapkan mampu mendukung terealisasinya rencana ULM sebagai Entrepreneur University.

    Sumber: pubdok-phlb-ulm (PHLB-ULM/WEB-B7-C4 (4) / 04-2021)

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here