PERAN USAHA PERTAMBANGAN DALAM UPAYA PENGELOLAAN DAN PERLINDUNGAN KEANEKARAGAMAN HAYATI

    0
    278

    Webinar PT. Arutmin. Banjarbaru – Ketua PHLB ULM Prof. Dr. Ir. Yudi Firmanul Arifin, M. SC sering disapa Prof Yudi menjadi salah satu narasumber webinar yang diselenggarakan oleh  PT Arutmin dengan Tema “Peran Usaha Pertambangan Dalam Upaya Pengelolaan dan Perlindungan Keanekaragaman Hayati” Kamis (02/07/2020).

    Sebagai salah satu pelaku usaha pertambangan, PT. Arutmin mempunyai target yang harus dipenuhi yaitu green mining industry. Sehubungan dengan hal tersebut komitmen dalam rangka ikut melestarikan fungsi lingkungan hidup agar sesuai dengan peruntukannya harus dilaksanakan, sebagai salah satu peran dan tanggung jawab PT. Arutmin terhadap alam dan lingkungan.  Adapun salah satu program yang dilaksanakan untuk memenuhi target tersebut adalah penataan kembali bentang alam, dimana harus dilakukan penilaian dan kajian terhadap pertumbuhan keanekaragaman flora dan fauna pada ekosistem di dalamnya.  Untuk melaksanakan program tersebut, peran berbagai pihak sangat diperlukan, termasuk keterlibatan akademisi dalam riset dan inovasi agar nantinya dapat diperoleh rekomendasi dan kebijakan yang dapat dipergunakan oleh PT. Arutmin dalam mencapai visi misi menjadi green mining industry. Oleh karena itu diselenggarakan webinar dengan tajuk “Peran Usaha Pertambangan dalam Upaya Pengelolaan dan Perlindungan Keanekaragaman Hayati”, dengan mengundang salah satu perwakilan akademisi, yaitu Prof. Dr. Ir. Yudi Firmanul Arifin, M.Sc, dimana beliau ini selain sebagai Ketua PHLB ULM (Pusat Inovasi Teknologi Komersialisasi Manajemen Hutan & Lahan Basah Universitas Lambung Mangkurat), beliau juga guru besar  dari Fakultas Kehutanan ULM.

    Dalam kegiatan tersebut Prof Yudi menyampaikan materi tentang “Tantangan Rehabilitasi, Pengelolaan dan Perlindungan Keanekaragaman Hayati Pada Areal Pasca Tambang Batubara”, dimana pada kesempatan tersebut disampaikan beberapa penjelasan mengenai: degradasi hutan tropis, Open pit mining dan permasalahan lingkungan, pemasalahan rehabilitasi lahan, kulitas kesuburan lahan pada areal pasca tambang, pemilihan jenis tanaman, terbentuknya novelty ekosistem dan evaluasi keberhasilan penanaman pada areal pasca tambang.

    Selanjutnya disampaikan bahwa: “Banyak blok tanaman yang tergenang air yang menyebabkan banyak tanaman mati serta intensitas pemeliharaan diduga masih kurang intensif, dilihat dari banyaknya gulma di sekitar tanaman pokok”. Demikian yang diungkapkan oleh beliau dalam penyampaian faktor penyebab rendahnya persentasi hidup.

    Pada akhir sesi pemaparan, beliay menyimpulkan bahwa pemilihan jenis harus dilakukan untuk menentukan jenis yang mampu beradaptasi pada area pasca tambang. Jenis tanaman cepat tumbuh khususnya sengon species dapat cepat tumbuh dengan baik pada area pasca tambang dengan rendah Ph  dan kesuburan rendah. Jenis tanaman lambat tumbuh/endemik dan satwa liar akan kembali jika sudah terbentuk ekosistem.

    Sumber: pubdok-phlb-ulm (PHLB-ULM/WEB-III-C4(2) / 07-2020)

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here